Sabtu, 29 Mei 2010

11. Usia Bumi, Evolusi dan Abiogenesis


Untuk kesekian kalinya, di sini Harun Yahya mencampuradukkan antara teori evolusi dengan teori abiogenesis. Jika membicarakan asal mula kehidupan, maka kita bicara tentang origin of life, dan teori yang membahasnya adalah teori abiogenesis modern.

Dan teori abiogenesis modern jelas berbeda dengan generatio spontana. Generatio spontana menyatakan makhluk hidup modern seperti tikus berasal dari potongan kain kotor, lalat dari daging busuk, buaya dari gelondongan kayu di dasar sungai, dsb. Dalam hal ini, generatio spontana tidaklah jauh berbeda dari kisah penciptaan manusia dari tanah, kecuali bahwa dalam kisah penciptaan Tuhan terlibat langsung.

Sementara teori abiogenesis membicarakan pembentukan bentuk kehidupan awal yang sederhana melalui proses alami di alam, bukan bentuk kehidupan kompleks. Dan itu bukanlah satu bentuk penciptaan spontan. Di bab sebelumnya, sudah ditunjukkan bagaimana molekul-molekul organis seperti asam amino bisa terbentuk secara alami.

Salah satu salah kaprah dari kaum kreasionis adalah bahwa abiogenesis membentuk makhluk bersel satu seperti yang dikenal saat ini. Kenyataannya adalah bahwa bentuk kehidupan awal bahkan lebih sederhana dari itu. Prokariot misalnya, adalah makhluk bersel satu namun tidak memiliki nukleus(inti sel). Prokariot sendiri diduga hasil perkembangan dari protobiont, molekul organis yang dibungkus struktur seperti membran. Dalam teori abiogenesis, 'benda hidup' awal bahkan lebih sederhana dari protobiont, yakni berupa molekul organis sederhana dengan kemampuan menggandakan diri.

Berikut adalah skema sederhana perbedaan pemahaman tentang abiogenesis:


Dengan kata lain, apa yang dihasilkan oleh abiogenesis bukanlah makhluk bersel satu yang kompleks seperti yang kita kenal saat ini, melainkan satu bentuk molekul organis yang memiliki kemampuan menggandakan diri. Molekul organis inilah yang kemudian terus berkembang sehingga akhirnya menjadi makhluk hidup bersel tunggal.

Dan entah siapa ilmuwan yang dimaksud Harun Yahya, yang telah melakukan 'percobaan-percobaan yang diatur sedemikian rupa, di laboratorium canggih, menirukan kondisi saat makhluk hidup pertama kali muncul'. Karena hingga saat ini, usaha yang dilakukan ilmuwan lebih pada usaha untuk membuktikan bagaimana blok-blok dasar kehidupan seperti asam amino atau asam nukleida bisa terbentuk. Belum pernah ada yang melakukan usaha untuk membuat makhluk hidup itu sendiri dengan meniru proses abiogenesis.

Dan bicara mengenai hukum kedua termodinamika, kita akan menemukan beberapa masalah sehubungan dengan klaim Harun Yahya. Misal, bumi bukanlah sistem tertutup, dimana bumi mendapat panas dan energi dari matahari, sehingga mempengaruhi jumlah entropi yang ada. Selain itu, entropi berbeda dengan ketidakteraturan. Hukum kedua termodinamika bicara tentang entropi, bukan ketidakteraturan. Entropi bisa saja menghasilkan keteraturan. Dan keteraturan juga bisa meningkat seiring meningkatnya entropi.

Terlebih, proses yang diperlukan agar evolusi terjadi adalah reproduksi, variasi dan seleksi alam. Semua proses ini terus terjadi di alam, dan tidak ada hukum, termasuk hukum kedua termodinamika sekalipun yang menghalanginya.

Terakhir, bukankah Harun Yahya terlalu angkuh saat mengatakan bertriliun-triliun tahun sekalipun, kadal akan tetap jadi kadal? Sementara waktu kisaran 10 ribu tahun bahkan cukup untuk menghasilkan sekian variasi anjing dari populasi serigala yang didomestikasi. Dan apakah Harun Yahya bisa menunjukkan simpanse dari sepuluh juta tahun silam? Atau Jerapah dari 50 juta tahun silam? Atau manusia modern dari 5 juta tahun silam? Kenapa seiring waktu, makhluk hidup yang hidup di muka bumi juga berubah?

Sumber:
FAQs Abiogenesis
Hukum II Termodinamika

3 komentar:

  1. Salut salut sama blog ini...... saya dapet nama ada seorang ilmuwan islam baru Harun Yahya...tapi nama itu tak pernah muncul di Discovery Channel, National Geografik atau BBC knowledge...ternyata cuma lelucon. Terimakasih atas usaha penerangannya

    BalasHapus
  2. Sebenarnya ini blog ini pun masih kasar, karena aku kurang mampu menuangkan dalam bentuk tulisan. Jika ada waktu, aku akan terus memperbaiki isi blog ini, dan menambahkan tiap perkembangan informasi dan fakta.

    Harun Yahya bukan seorang ilmuwan, dia lebih merupakan seorang jago propaganda.

    BalasHapus
  3. Jangan begitu merendah. Blognya bagus kok, dan saya salut mas/mbak masih bisa menjawab komentar-komentar, yang kasar dan ga begitu mikir dulu, dengan kepala dingin.

    Baru baca sampe sini, sisanya buat PR deh.

    Terima kasih atas pelayanan mbak/mas terhadap pendidikan dan sains kepada manusia di Indonesia.

    BalasHapus