Rabu, 28 Juli 2010

12. Organ Vestigial dan Evolusi


Satu hal yang entah apa memang tidak dimengerti Harun Yahya, atau dia mengabaikannya, adalah bahwa sains tidak mengenal dogma. Begitu pula teori evolusi. Jika seorang ilmuwan evolusi mengeluarkan tulisan, atau mengemukakan pandangan, bukan berarti tulisan atau pandangan itu akan diterima oleh seluruh pendukung teori evolusi. Dan jika seorang evolusionis salah, bukan berarti teori evolusi itu salah secara keseluruhan.

Dan nampaknya ada salah pengertian akan arti dari organ vestigial. Organ vestigial tidak harus berarti organ yang tak berguna. Organ vestigial kadang merupakan organ yang memiliki fungsi sekunder setelah fungsi utamanya sudah hilang.

Robert Wiedersheim, (yang mana nampaknya klaim Harun Yahya diambil dari tulisannya), menulis hal berikut dalam bukunya The Structure of Man: An Index to His Past History:

"Comparative morphology points not only to the essentially similar plan of organization of the bodies of all vertebrates, ... but also to the occurrence in them of certain organs, or parts of organs, now known as 'vestigial.'

By such organs are meant those which were formerly of greater physiological significance than at present."




Usus buntu, adalah salah satu organ yang termasuk organ vestigial. Organ ini sudah kehilangan fungsi utamanya untuk mencerna selulosa. Selama evolusi primata, ukuran usus buntu ini makin mengecil, dan beradaptasi untuk wadah bakteri dan memperlama waktu pencernaan. Karena itu, usus buntu adalah organ vestigial!

Manusia pada dasarnya tidak memiliki ekor. Namun embrio manusia yang berusia sekitar 4-5 minggu memiliki sekitar 10-12 vertebra ekor yang memanjang melewati anus dan kaki, sekitar 10 persen lebih panjang dari embrio itu sendiri! Seiring waktu,tulang ekor ini akan menghilang karena selnya mati. Apakah ekor yang gagal terbentuk ini bisa dikatakan sebuah 'rancangan cerdas'?

Mengenai amandel dan adenoid, mereka merupakan bagian dari sistem kekbalan sekunder. Namun organ ini amat rentan pada infeksi, sehingga seringkali diperlukan operasi untuk membuangnya. Dalam hal ini, bukankah kita bisa mempertanyakan 'rancangan cerdas' macam apa yang membuat organ yang berfungsisebagai sistem kekbalan malah menjadi sumber penyakit?

4 komentar:

  1. "Manusia pada dasarnya tidak memiliki ekor. Namun embrio manusia yang berusia sekitar 4-5 minggu memiliki sekitar 10-12 vertebra ekor yang memanjang melewati anus dan kaki, sekitar 10 persen lebih panjang dari embrio itu sendiri! Seiring waktu,tulang ekor ini akan menghilang karena selnya mati. Apakah ekor yang gagal terbentuk ini bisa dikatakan sebuah 'rancangan cerdas'?"

    "tulang ekor ini akan menghilang karena selnya mati", bukan seperti itu, justru tulang itu lah seutuhnya jadi tulang punggung, tidak ada sel yang mati saat pembentukan janin, justru berkembang membelah diri.

    "Mengenai amandel dan adenoid, mereka merupakan bagian dari sistem kekbalan sekunder. Namun organ ini amat rentan pada infeksi, sehingga seringkali diperlukan operasi untuk membuangnya. Dalam hal ini, bukankah kita bisa mempertanyakan 'rancangan cerdas' macam apa yang membuat organ yang berfungsisebagai sistem kekbalan malah menjadi sumber penyakit? "

    sama ibarat kita mempertanyakan apa fungsinya nyamuk di ciptakan? secara sains fungsinya untuk keseimbangan alam, seperti itulah organ2 tadi, punya kegunaan masing2, sebagai penyeimbang dalam tubuh... bila mana kamu meggunakannya secara berlebihan menyebabkan organ2 itu sakit... bukan berarti tidak berfungsi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak, bagian tulang ekor yang memanjang dan mati tak terkait dengan tulang punggung itu sendiri. Dan jika anda bertanya apa tujuan nyamuk diciptakan, jangan tanyakan apda sains. Sains tak menjawab pertanyaan filosofis begitu. Tanpa nyamuk pun keseimbangan ekologi akan terjadi sendiri, meski harus mengorbankan sekian jenis makhluk hidup demi mencapai keseimbangan. Alam bisa mencapai keseimbangan mereka sendiri, dan itu yang terjadi selama sekian panjang kehidupan di bumi.

      Hapus
  2. http://news.nationalgeographic.com/news/2009/07/090730-spleen-vestigial-organs.html teknologi saat itu hanya belum dapat menjangkaunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lalu?
      Organ vestigial bukan berarti organ yang tak ada guna. Organ vestigial itu adalah organ yang kehilangan fungsi primernya, meski bukan berarti gak punya fungsi sekunder. Artikel yang anda bawa pun tak menyanggah soal itu.

      Hapus