Minggu, 10 Juni 2012

19. Kekebalan Bakteri dan Evolusi


Kekebalan bakteri terhadap antibiotik adalah salah satu contoh mutasi yang menguntungkan. Dan ini memang satu contoh kecil dari evolusi.

Mutasi ini bukan terjadi akibat pemberian antibiotik, melainkan terjadi sebelumnya. Karena mutasi yang menghasilkan kekebalan inilah, dari satu koloni bakteri bisa terdapat bakteri yang kebal terhadap antibiotik (karena mewarisi kekebalan hasil mutasi) dan juga yang tidak. Pemberian antibiotik akan membunuh bakteri yang tidak kebal terhadap antibiotik dan hanya menyisakan yang kebal terhadap antibiotik, dan generasi berikut bakteri akan kebal terhadap antibiotik.



Lee Spetner yang dikutip Harun Yahya menentang ide mutasi secara random, namun ia sendiri tak menolak ide evolusi. Pemikiran Spetner adalah hipotesa evolusi tidak acak (nonrandom evolutionary hypothesis) - yang mana juga sebagaimana sebagian kreasionis, menerima evolusi mikro namun menolak evolusi makro. Dan meski tidak secara kentara, namun tertangkap Spetner adalah kreasionis, ia menolak mutasi random namun tak menolak adanya intervensi 'Divine Intelligence' terhadap proses mutasi.

Menurut Spetner, mutasi yang terjadi mengurangi informasi genetis, dan mutasi pada bakteri mengurangi sensitivitas bakteri, dan bahwa kekebalan bakteri terhadap antibiotik terjadi bukan karena bakteri mendapat sifat baru kekebalan terhadap bakteri, melainkan sebaliknya - bakteri kehilangan sensitivitas terhadap antibiotik. Menurut Spetner, kekebalan terhadap streptomycin (antibiotik) terjadi karena subunit S12 yang kehilangan kemampuan mengikat streptomycin - berarti informasi berkurang.

Namun mutasi yang mungkin terjadi adalah mutan (hasil mutasi) tak mengikat streptomycin, dan juga lebih akurat dalam mengikat substrat peptidyl tRNA serta mengkatalisasi sintesa peptida secara lebih akurat. Kemungkinan mutasi lain adalah mutan (hasil mutasi) tetap mengikat streptomycin - namun kebal terhadap streptomycin, dan juga lebih akurat dalam mengikat substrat peptidyl tRNA serta mengkatalisasi sintesa peptida secara lebih akurat.

Nampaknya Spetner hanya ingin memasukkan unsur "ID' dalam proses mutasi makhluk hidup.

Untuk pembahasan mendalam dan lebih detail tentang analisi atas tulisan Spetner, silakan klik pranala di bawah.

Pranala
Talk Origins - Spetner and Biological Information
A review of Lee Spetner's "NOT BY CHANCE!"

15 komentar:

  1. mutasai kok evolusi ni loh gimana ceritanya. bukunya darwin yang origin species uda ga pernah dibaca kayakya. kalopun ada neo darwinisme toh mereka sudah tersudutkan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri. karena mereka semua memunafikkan ilmu pengetahuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lucu, anda celoteh soal memunafikkan ilmu pengetahuan, tapi anda di blog ii hanya nyebar propaganda dan sama sekali tak bantah secara ilmiah. :)

      Hapus
    2. Hehehe
      Pi-Man ini sebenarnya saintist apa sopir angkot sih? kok cara bicaranya sama sekali tidak mencerminkan seorang saintist :)

      Hapus
    3. Cara bicara ala ilmuwan yang anda mau apa? Sebentar-sebentar comot ayat ala HY? :)

      Hapus
  2. Keragaman bakteri itu muncul bukan karena evolusi boss. Bakteri mampu mengalami banyak hal yang berpotesi mengubah DNA dan plasmid nya. Dan yang paling jelas dengan bakteri berkonjugasi jelas akan menimbulkan variasi genetik. Persis ketika kedua orang tua anda melakukan perkawinan dan menghasilkan anda. DNA anda adalah kombinasi kedua orang tua anda, tapi apakah ini akan menjadikan anda berbeda spesies dengan orang tua anda? hehehe
    bakteri merupakan organisme sederhana, yang sangat mudah mengalami variasi genetik, oleh karena itu strain2 baru bakteri terus bermunculan. dan salah satunya adalah yang kebal antibiotik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perkawinan tidak menghasilkan sifat baru, hanya mewariskan sifat dari orang tua. Variasi/sifat baru muncul dari mutasi.

      Hapus
    2. sejak semula (atau sejak teori yang mengatakan bahwa mutasi adalah pendorong terjadinya evolusi sudah dibantah sejak jaman dulu). Paling tidak dikatakan oleh:1. Prof J. Muller, penerima hadiah Nobel 1946, “bahwa kebanyakan mutasi adalah buruk, jarang menghasilkan sesuatu yang baik”.2. Mayr (1963), kebanyakan mutasi yang dihasilkan adalah membuatnya keadaan yang merosot, sehingga tidak mungkin menjadi agen penghasil species baru.3. Prof. E.W. MacBride, mahkluh dnegan sayap yang susut, mata yang tidak baik, merupakan bahan yang tidak baik untuk kemajuan evolusi.4. Prof. Haldane, “Jika dari satu species yang sama, lalu dihasilkan dua keturunan yang steril terhadap yang lain, hal ini tidak bisa dikatakan sebagai species baru.5. J.M Coulter dalam bukunya Science Remarking the World, hlm 177 ”Species baru” karena mutasi hanya merupakan species yang mempunyai tingkat fisiologis yang lebih rendah, sehingga tidak mempunyai penjelasan yang cukup tentang evolusi progresif dari satu filum ke filum lainnya.6. Goldschmidt, Univ California, dlm buku Material Basics of Evolution, “kumpulan mutasi kecil tidak dapat membentuk species baru, dan variasi yang terjadi bukanlah species yang insipien.7. Glodschmidt, dlm buku Theoretical Genetics, ” tidak seorang pun berhasil menghasilkan satu species baru dengan mikromutasi, apalagi makromutasi.8. Rench (1959), “kebanyakan mutasi menyebabkan pengurangan kemungkinan hidup”.9. Prof Lysenko dan Prof Michurin, USSR, ” penelitian mengenai mutasi ditinjau dari kemajuan evolusi, membawa kepada suatu keadaan cul de sac (jalan buntu).10. Huxley (1943), bukti-bukti langsung dan sempurna tentang kegunaan mutasi dalam evolusi pada kondisi alami, masih belum pernah dikemukakan.11. Heribert Nilsson (1954), dlm bukunya synthetic Speciation, mutasi cuma sekedar pernyataan ketidakstabilan dari rantai atom, muncul dan kembali hilang”.12. Morgan (1925), dlm The Genetics of Drosophila, hlm 55, semakin jauh sifat yang meninggalkan keadaan normalnya, semakin kurang daya tahan hidupnya.13. Gonzales, American Nature, jlid 57, daya tahan hidup selalu merosot menurut rata-rata jumlah gen yang terakumulasi.Kesimpulannya:  Mutasi hanyalah sekitar species induk, tidak mungkin dipisahkan dari species induk, karena mutasi yang besar pun tetap fertil dengan species induknya. Daya tahan hidupnya lebih rendah, ini pada skala laboratorim, apalagi di alam. Lalu bagaimana dengan manusia?  Semua mutasi yang terjadi pada manusia, justru menyebabkan kelainan mental maupun fisik, seperti albinisme, dwarfisme, dsb. Mutasi tidak menambahkan informasi genetis apapun pada rantai DNA. Bagaimana mungkin sebuah bakteri yang hanya terdiri dari 2000-an jenis protein bisa bervolusi menjadi manusia yang jumlah jenis proteinnya 100.000-an.


      Hapus
    3. Dalam satu jenis bakteri terdapat variasi yang sangat beragam. Beberapa memiliki informasi genetis untuk resisten terhadap obat-obatan, bahan kimia atau zat-zat lain.Jika sekelompok bakteri terkena obat tertentu, yang tidak resisten terhadap obat tersebut akan mati, sedangkan yang resisten akan tetap hidup dan memiliki kesempatan berkembang biak. Bakteri tidak resisten selanjutnya akan musnah dari populasi dan digantikan oleh bakteri resisten, yang lalu berkembang pesat. Akhirnya koloni bakteri yang tertinggal hanya terdiri dari individu-individu resisten terhadap antibiotik tersebut. Sejak itu pula, antibiotik tersebut menjadi tidak efektif lagi terhadap bakteri jenis ini. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa bakteri tersebut masih bakteri yang sama dan begitu pula spesiesnya.Penting untuk dicatat, bertentangan dengan pernyataan evolusionis, tidak terjadi proses evolusi pada bakteri tersebut. Antibiotik tidak menyebabkan bakteri tidak resisten bermutasi dan berubah menjadi jenis bakteri resisten, dan karenanya memperoleh informasi genetis baru. Yang terjadi hanya kepunahan variasi bakteri tidak resisten pada sebuah populasi yang terdiri dari variasi bakteri resisten dan tidak resisten, yang hidup bersama sejak awal. Ini tidak menandai kemunculan spesies bakteri baru. Ini bukan “evolusi”. Sebaliknya, satu variasi atau lebih menjadi punah, menyebabkan hilangnya sebagian informasi genetis; sebuah proses kebalikan dari evolusi.Kekebalan Serangga terhadap DDTPersoalan lain yang didistorsi evolusionis dan diajukan sebagai bukti evolusi adalah kekebalan terhadap DDT yang tampaknya “diperoleh” serangga. Kekebalan ini berkembang seperti resistensi bakteri terhadap antibiotik. Kekebalan serangga terhadap DDT sama sekali tidak dapat dikatakan “diperoleh” oleh individu-individu di dalam populasi. Beberapa serangga telah kebal terhadap DDT. Setelah DDT ditemukan, serangga yang tidak memiliki kekebalan bawaan dan terkena zat kimia ini akan punah dari populasinya. Sejalan dengan waktu, serangga kebal yang sebelumnya sedikit menjadi bertambah banyak. Akhirnya, seluruh spesies tersebut menjadi populasi dengan anggota-anggota kebal terhadap DDT. Ketika ini terjadi, DDT menjadi tidak efektif lagi terhadap spesies serangga tersebut. Untuk menyesatkan, fenomena ini biasa dirujuk sebagai “perolehan kekebalan serangga terhadap DDT”.Ahli biologi evolusionis, Francisco Ayala, mengakui fakta ini dengan mengatakan, “Varian-varian genetis yang dibutuhkan agar resisten terhadap jenis pestisida yang sangat beraneka tampaknya telah ada pada setiap anggota populasi yang terkena senyawa buatan manusia ini.Karena menyadari bahwa kebanyakan orang tidak berkesempatan mempelajari atau melakukan riset mikrobiologi, evolusionis membuat kebohongan terang-terangan berkaitan dengan resistensi dan kekebalan. Merekasering mengemukakan contoh-contoh tadi sebagai bukti penting bagi evolusi. Kini sudah jelas bahwa resistensi bakteri terhadap antibiotik dan kekebalan serangga terhadap DDT tidak memberikan bukti apa pun bagi evolusi. Yang justru terungkap adalah contoh nyata penyimpangan dan kebohongan yang dilakukan evolusionis untuk membenarkan teori mereka.

      Hapus
    4. Satu koloni bakteri berasal dari 1 bakteri, mestinya semua bakteri keturunannya ini memiliki sifat genetis yang sama persis dengan induknya tersebut. Lalu dari mana pula munculnya sifat resistensi terhadap antibiotik? Jika tak ada mutasi?

      Mutasi yang menyebabkan kekebalan terhadap antibiotik ini sudah terjadi sebelum diberi antibiotik, dan bukan sifat yang muncul karena pengaruh antibiotik. Dan adanya mutasi yang menyebabkan sifat baru, beruarti ada perubahan pada gene pool, dan berarti ada evolusi! Atau anda mengira evolusi berarti bakteri mesti berubah jadi bukan bakteri? Atau berubah jadi bakteri yang sama sekali berbeda?

      FYI, bakteri adalah tingkat domain dalam taksonomi.

      Hapus
    5. Anda MENYATAKAN SBB :
      ...amun mutasi yang mungkin terjadi adalah mutan (hasil mutasi) tak mengikat streptomycin, dan juga lebih akurat dalam mengikat substrat peptidyl tRNA.....

      KATA "MUNGKIN" ADALAH BENTUK KETIDAKYAKINAN DALAM MEMBUAT KESIMPULAN!!!! ITU MENUNJUKKAN ASUMSI/PERKIRAAN/DUGAAN DALAM MEMBUAT KESIMPULAN....

      ANDA MENYATAKAN BAHWA :
      "··· Mutasi yang menyebabkan kekebalan terhadap antibiotik ini sudah terjadi sebelum diberi antibiotik, dan bukan sifat yang muncul karena pengaruh antibiotik...."

      KL MENURUT ANDA MUTASI TERJADI SEBELUM PEMBERIAN ANTIBIOTIK BERARTI BUAT APA ANDA MEMBUAT ARTIKEL INI YG MENGAITKAN KEKEBALAN BAKTERI DAN EVOLUSI...HEHEHE 2013X

      ANDA ANEH!!!
      ANDA MENGAKU BAHWA EVOLUSI ILMIAH TP MEMBUAT PERNYATAAN YG BERBEDA DGN PARA ILMUWAN EVOLUSIONIS TENTANG KEKEBALAN BAKTERI DAN EVOLUSI...

      Pdahal Evolusionis mengajukan resistensi bakteri terhadap antibiotik dan kekebalan beberapa jenis serangga terhadap DDT sebagai bukti evolusi. Mereka menyatakan ini sebagai contoh resistensi dan kekebalan yang diperoleh akibat mutasi pada makhluk hidup akibat bahan-bahan kimia tersebut.

      ANDA MENYATAKAN SBB :
      ".... Atau anda mengira evolusi berarti bakteri mesti berubah jadi bukan bakteri?...

      APA ADA PERNYTAAN SAYA SEPERTI ITU????

      ANDA MEMBUAT ARTIKEL INI MENJADI SEBUAH JOKE
      GA MENYENTUH SUBSTANSI PEMBAHASAN

      TERKAIT MUTASI BACA AJA PENDAPAT ILMUWAN YG SAYA TULIS SEBELUMNYA...ANDA BELUM MENJAWAB HASIL PENELITIAN ILMUWAN TERKAIT MUTASI ???

      Hapus
    6. Ada berbagai kemungkinan mutasi, dan yang disebutkan adalah satu dari kemungkinan tersebut. Kemungkinan ilmiah berbeda dengan kemungkinan versi anda :)

      Dan anda tak mampu mencerna? Kekebalan bakteri adalah sesuatu yang dihasilkan mutasi, dan pemberian antibiotik adalah seleksi yang terjadi. pembeian antibiotik membuat bakteri yang tak tahan terhadap antibiotik akan terseleksi dan hanya menyisakan bakteri yang kebal.

      Dan ilmuwan mana yang bilang mutasi bakteri terjadi karena pemberian antibiotik? yang anda ajukan adalah kesalahpahaman umum.

      Hapus
  3. Ada berbagai kemungkinan mutasi, dan yang disebutkan adalah satu dari kemungkinan tersebut. ?????

    KEMUNGKINAN????
    ANDA AJA GA YAKIN DGN PERNYATAAN SENDIRI!!!!
    ILMIAH BICARA FAKTA YG OTENTIK DAN BS BUKTIKAN!!!!

    BGMN ANDA BS MEYAKINKAN KEBENARAN VALIDITAS TEORI HOAX ANDA???? KL ANDA SENDIRI MSH MENGGUNAKAN KATA KEMUNGKINAN???
    GA ILMIAH!!!!


    Kekebalan bakteri adalah sesuatu yang dihasilkan dari mutasi????

    REFERENSI ANDA YG MENGHUBUNGKAN SEMUANYA DGN EVOLUSI APA???
    FAKTA ILMIAHNYA MAS?????

    Prof Lysenko dan Prof Michurin, USSR, ” penelitian mengenai mutasi ditinjau dari kemajuan evolusi, membawa kepada suatu keadaan cul de sac (jalan buntu).

    Huxley (1943), bukti-bukti langsung dan sempurna tentang kegunaan mutasi dalam evolusi pada kondisi alami, masih belum pernah dikemukakan

    Ahli biologi evolusionis, Francisco Ayala mengatakan, “Varian-varian genetis yang dibutuhkan agar resisten terhadap jenis pestisida yang sangat beraneka tampaknya telah ada pada setiap anggota populasi yang terkena senyawa buatan manusia ini.

    SO APA HUBUNGAN PENJELASAN ANDA MENGAITKAN SEMUANYA DGN EVOLUSI????

    PAKE REFERENSI ILMIAH YG TELAH BUKTIKAN LOH !!!HEHEHE2013X

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lha, mutasi emang punya banyak kemungkinan hasil, lalu kenapa? Jika ada berbagai kemungkinan yang bisa menghasilkan kekebalan, kenapa mesti dibilang cuma satu?

      Dan dari satu bakteri, menghasilkan banyak keturunan, namun keturunannya punya sifat berbeda. Ada yang punya kekebalan pada antibiotik, dan ada juga yagn tidak. Dari mana sifat ini, sedang pembelahan diri secara teknis mestinya menghasilkan bakteri dengan sifat yang sama persis? Mutasi adalah jawabannya. Dan mutasi ini tentu saja muncul sebelum paparan antibiotik. Jika nunggu paparan antibiotik baru terjadi mutasi, bisa-bisa semua bakterinya mati.

      Jangan-jangan anda mengira mutasi pada bakteri hanya bisa terjadi akibat paparan antibiotiknya?

      *Dan referensi anda jadul amat? dari tahun 1940-an?

      Hapus
    2. Bakteri berproduksi tidak mesti dengan pembelahan biner yang menghasilkan sifat sama persis. Tapi bisa juga secara seksual yaitu pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya, tentu saja bakteri yang dihasilkan memiliki sifat berbeda.

      Hapus
    3. Ya, bakteri bisa melakukan konjugasi untuk pertukaran sifat. Ini tidak terjadi pada semua bakteri.

      Untuk tanggapan di atas adalah untuk bakteri yang tidak melakukan hal tersebut, perkembangbiakan terjadi melalui pembelahan diri, sehingga secara teknis sifat bakteri selalu sama kecuali terjadi mutasi.

      Hapus